Rabu, 04 Desember 2013

Elpiji 3 Kg Kembali Langka, Warga Klaten Mengeluh

Warga Klaten terutama di wilayah Kecamatan Klaten Utara kembali mengeluhkan sulitnya memperoleh elpiji tabung 3 kilogram (kg). Kesulitan mendapatkan elpiji tersebut dialami warga sejak sepekan terakhir. Seorang warga Kelurahan Bareng Lor, Handoyo, 50, mengatakan kesulitan mendapatkan elpiji tabung 3 kg tersebut terjadi sejak sepekan terakhir. Bahkan, ia sampai membeli ke luar wilayahnya karena di pengecer terdekat selalu kosong.

“Sudah sepekan ini, saya kesulitan mencari elpiji 3 kg karena di pengecer selalu kosong. Kata penjualnya, biasanya dikirim 20 tabung per hari, saat ini hanya tiga tabung per hari. Jadi, terpaksa membeli ke kampung tetangga [luar kelurahan],” katanya kepada wartawan, Selasa (3/12/2013). Menurutnya, harga elpiji tersebut juga naik dari Rp15.000/tabung menjadi Rp15.000/tabung. Bahkan, lanjut dia, karena sulitnya memperoleh elpiji tersebut, ada tetangganya yang penjual warung mau membeli Rp20.000/tabung asal barangnya tersedia. “Tetangga saya ada yang membuka warung makan dan dia juga kesulitan mencari elpiji tabung 3 kg. Bahkan, dia mau membeli seharga Rp20.000/tabung asal barangnya ada,” ujarnya.

Warga Kelurahan Karanganom, Nugroho, 27, juga menyatakan hal serupa. Ia yang memiliki usaha angkringan dan memiliki warung makan di rumahnya, juga kesulitan memperoleh elpiji 3 kg. “Dua pekan ini, saya libur tidak jualan sementara karena ada keperluan. Tapi, sepekan lalu, saya sempat kehabisan elpiji 3 kg di sekitar rumah saya karena barangnya kosong. Dan saya harus mencari elpiji hingga ke daerah Srago, Klaten Tengah,” tuturnya. Ia yang bisanya hanya membeli satu tabung, saat ini ia menyetok hingga dua tabung agar tidak kesulitan lagi saat membeli elpiji. “Biasanya saya beli dadakan saat gas habis dan di pengecer selalu tersedia. Tapi, sepekan lalu saat saya kehabisan gas dan sulit mencarinya, saya terpaksa membeli dua tabung sekaligus untuk persediaan,” imbuhnya.

Seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Klaten Utara, Sri Sumanto, 58, menyatakan tidak ada pengurangan pengiriman stok dari agen. Tapi, pembeli yang datang ke pangkalannya tidak hanya dari pengecer, namun langsung konsumen sehingga stok elpiji tersebut diserbu pembeli. “Setiap hari, saya mendapat stok dari agen sebanyak 100 tabung dan tidak ada pengurangan. Namun, jumlah itu langsung habis dalam watu satu jam setelah pengiriman dari agen. Tidak hanya dibeli pengecer, tetapi juga ada beberapa konsumen,” katanya kepada wartawan, Selasa. Hanya, saat melayani konsumen yang langsung membeli ke pangkalannya, ia memberi batasan jumlahnya. “Beberapa waktu lalu, ada penjual mie ayam yang membeli gas elpiji tabung 3 kg di pangkalan saya, tetapi saya batasi hanya satu tabung,” ujarnya. Ia berharap Pemkab bisa menjalankan peran dan fungsi mereka untuk menjaga kestabilan barang karena gas elpiji tiga kilogram merupakan barang bersubsidi yang sangat dibutuhkan masyarakat. Sumber

0 komentar:

Posting Komentar